Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong perbankan syariah lebih
kompetitif dan agresif meningkatkan pemahaman dan preferensi kepada
masyarakat.
”Salah satu tantangan penting dalam pengembangan perbankan syariah
adalah perlunya upaya meningkatkan pemahaman dan preferensi masyarakat
untuk menggunakan perbankan syariah. Ini merupakan usaha yang tidak
mudah karena perlu dilakukan secara konsisten dan kesinambungan,” tutur
Kepala OJK Regional IV Jateng-DIY, Santoso Wibowo saat membuka Expo
Islamic Banking (IB) Vaganza di Mal Ciputra, Kamis (20/8).
Santoso menuturkan, keberadaan bank syariah harus memberi kemanfaatan
secara optimal bagi masyarakat luas. Ia memandang, kendati sebagian
besar masyarakat Indonesia beragama muslim namun perbankan syariah di
negara ini belum tumbuh optimal.
Justru, keberadaan bank syariah berkembang di negara lain seperti
London dan Malaysia. Bahkan Singapura sudah bertekad menjadi pasar
keuangan syariah. Sudah saatnya pelaku bank syariah utamanya di provinsi
Jateng berupaya menggairahkan kembali keuangan syariah.
Tercatat, dalam lima bulan ini aset bank syariah mengalami
perlambatan bahkan minus sekitar 1,6%. Pangsa pasar bank syariah juga
masih di bawah 5%. Dalam pameran yang berlangsung sampai Minggu (23/8)
dapat menjaring nasabah baru sebanyak 10 ribu nasabah. Lebih tinggi dari
Expo IB Vaganza 2013 lalu sebanyak 5.400 nasabah.
Dikatakan Santoso, masyarakat perlu mendapatkan sosialisasi mengenai
industri perbankan syariah. Mereka juga harus diperkenalkan produk dan
jasa layanan syariah secara aktif. Sebenarnya, produk bank syariah sama
dengan perbankan konvensional. Bedanya, adalah menggunakan sistem bagi
hasil. ”Kalau untung kita bagi bersama. Kalau rugi kita tanggung
bersama.
20 Agustus 2015
berita.suaramerdeka.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar