BANYAK di antara kita yang sibuk mengenang masa lalu hingga lupa
bahwa seindah apa pun masa lalu tetaplah masa lalu. Apalagi yang mencoba
membandingkan pasangan saat ini dengan orang di masa lalu, itu sebuah
kebodohan yang terencana.
Alasannya sederhana saja, akibat tindakan perbandingan itu, segala
kebaikan pasanganmu saat ini masih saja dianggap tak sebanding dengan
kebaikan orang di masa lalu yang mengindahkan penghidupanmu. Bukankah
ini akan menjadikan keadaan buruk adanya? Mengertilah, seindah apapun
perlakuan yang diberikan orang di masa lalumu namun apabila dirinya tega
meninggalkanmu dengan beragam alasan, sesungguhnya segala keindahan itu
palsu, ada sebuah kepentingan hingga mengharuskan membuat hidupmu
indah-saat kepentingannya tercapai dan dirimu dianggap bukan lagi
sesuatu yang penting, maka dia membuangmu begitu saja.
Sadarilah hidup dalam kenangan tidak lebih baik dari kenyataan,
berikan kesempatan pada pasanganmu saat ini untuk memberikan kebaikannya
dengan tulus dan terimalah kebaikan itu sebagai sesuatu yang indah,
hingga perlahan namun pasti segala keindahan masa lalumu dapat tertutupi
dengan keindahan yang engkau dapatkan saat ini. Dengan begitu,
kehidupan cintamu dapat menemu damai yang memenuhi jiwa dengan bahagia.
Mulailah belajar lebih giat untuk mencintai seseorang yang
mendampingimu saat ini. Lihat ketulusannya dalam memberi, mengabdi, dan
menyayangi. Tataplah matanya dan rasakanlah kejujuran cinta yang telah
diberikan lewat perbuatannya. Tak ada cinta yang lebih indah selain
perbuatan melindungi, mengasihi dan menyayangi secara nyata.
Kesempurnaan dalam cinta ialah kesanggupan kerja cinta itu sendiri.
Lihatlah betapa tekun pendampingmu bekerja membuktikan bahwa dirinya
ialah pasangan terbaik bagimu. Lalu tega-teganya pikiranmu dijejali
dengan pekerjaan yang sudah dilakukan orang di masa lalumu-seseorang
yang tega meninggalkanmu.
Jangan terlambat menyadari ketulusan seseorang yang mendampingimu
saat ini. Meski kesabaran tak ada batasnya, namun bisa jadi pendampingmu
saat ini akan merasa jenuh apabila segala apa yang sudah dilakukannya
untuk membuktikan kesungguhan cintanya padamu masih belum dirimu hargai
dengan pantas. Apabila kejenuhannya memuncak, dirimu akan menyesal
seumur hidup karena gagal menemukan cinta sejati. Pada akhirnya dirimu
bahkan tak akan sanggup membayangkan bagaimana caramu meyakinkannya.
Meyakinkan dirimu teramat menyesal sudah menyia-nyiakan kemuliaan cinta
yang selama ini dipersembahkan untukmu.
Arief Siddiq Razaan, 14 September 2015
https://www.islampos.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar