Destri Damayanti, Ketua Panitia Seleksi Pimpinan Komisi Pemberantasan
Korupsi menegaskan pihaknya tidak bisa diintervensi. “Kami mencari
pimpinan KPK yang berkualitas, karena ini juga menjadi pertaruhan
integritas kami,” katanya.
Ia juga menjelaskan lima kriteria dalam penilaian calon yakni
integritas, kompetensi, kepemimpinan, independensi, dan pengalaman
kerja. Kita angkat kembali penegasan itu dalam editorial ini.
Bukankah nalar nuraniah bangsa ini pasti mengimpikan tekad penguatan
pemberantasan korupsi? Tekad itu membutuhkan soliditas kelembagaan
penegak hukum, yang dalam puncak piramida struktur psikologi masyarakat
pasti KPK yang menempatinya. KPK yang kuat butuh sumberdaya kepemimpinan
yang tangguh.
Kepemimpinan tangguh itulah yang kini sedang dijaring oleh Pansel
Capim KPK melalui tahap demi tahap proses seleksi. Dari tahapan tes
wawancara terhadap 19 calon yang tersaring ke tahap ini, rekam jejak
calon diverifikasi dan dieksplorasi. Mulai dari catatan-catatan masukan
masyarakat sipil, temuan oleh Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi
Keuangan (PPATK), dan Badan Intelijen Negara (BIN).
Kepolisian, melalui Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) juga memberi
stabilo merah nama-nama yang potensial punya persoalan, yang diserahkan
kepada pansel. Kecenderungan pelemahan KPK belakangan ini seharusnya
menjadi pijakan pansel untuk menemukan para capim yang “tidak biasa”.
Kita tidak skeptik terhadap kemungkinan calon-calon yang disorot
“mewakili lembaga tertentu”, namun menemukan orang yang “tidak biasa”
akan mempersempit peluang keterpilihan capim dengan pendapat- pendapat
dalam wawancara yang malah cenderung mengurangi keistimewaan dan
keluarbiasaan KPK.
Bagaimana pendapat para capim tentang masa depan KPK, posisi hukum
penyadapan, tim penyidik independen, juru bicara, dan lain-lain
seharusnya memetakan sikap dan progresivitas calon-calon tersebut.
“Ketidakbiasaan” pandangan mereka menjadi indikator sejauh mana nanti
memperjuangkan KPK sebagai lembaga yang “tidak biasa” pula dari sisi
integritas. Persoalannya, bagaimana dengan fit and proper test di DPR
nanti? Independensi pansel sejauh ini diyakini masih mampu menjauhi
kemungkinan intervensi.
Namun konstelasi politik di DPR akan menjadi penentu akhir seperti
apa kekuatan kepemimpinan KPK nanti. Maka ikhtiar pansel untuk menemukan
calon-calon yang berintegritas, berupa produk orang-orang yang sudah
benar-benar tersaring, akan menjadi penentu merah hijaunya formasi
komisioner lembaga antirasuah tersebut.
berita.suaramerdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar