Jateng Gayeng”. Sudah tepatkah ikhtiar mem-branding Provinsi Jawa
Tengah melalui Pesta Rakyat HUT Ke- 65 di Purwokerto, Banyumas selama
tiga hari kemarin? Setidak-tidaknya kemeriahan pesta rakyat dalam
beragam ekspresi seni-budaya, ekonomi, dan bursa kerja telah menjadi
warna yang berbeda dalam merayakan hari jadi provinsi ini, yang pada
tahun-tahun sebelumnya dipusatkan di Kota Semarang. Ada kegairahan baru
yang ingin ditumbuhkan.
Menyebarkan kegiatan puncak dengan sifat kolosal ke daerah-daerah di
luar Ibu Kota Provinsi, akan menumbuhkan gairah tersendiri. Apalagi
Jateng sesungguhnya memiliki potensi klasterklaster kebudayaan yang
punya kekhasan masing-masing. Banyumas, misalnya. Atau eks Karesidenan
Pati, juga Tegal, Kebumen, dan Surakarta. Setiap klaster membawa
keunggulan yang memperkayasa silaturahmi kebudayaan di provinsi ini.
Yang dibutuhkan oleh sentuhan pemerintah provinsi adalah totalitas
untuk menggarap potensi-potensi itu sebagai keunggulan daerah yang bisa
“dijual”dari sisi pariwisata. Perayaan hari jadi akan sia-sia jika
pendekatannya lebih ditekankan ke spirit seremoni, karena kepekaan untuk
menjual potensi- potensi daerahlah yang sejatinya ditunggu di tengah
atmosfer persaingan terutama menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN mulai tahun
ini.
Sejumlah daerah di Jateng punya keunggulan destinasi pariwisata baik
alam maupun living tourism, juga kekhasan kuliner, produk-produk UMKM,
serta kesenian yang menggambarkan filosofi rakyat di daerah yang
bersangkutan. Bukankah produk batikbatik lokal seperti Lasem, Bakaran,
Tegal, Kebumen, dan Semarang secara komprehensif merepresentasikan latar
belakang sikap hidup, sejarah, dan kekuatan ekspresi seni-kebudayaan?
Tagline“Jateng Gayeng” yang dicoba untuk di-branding melalui Pesta
Rakyat HUT Ke-65 harus didorong dengan totalitas kesadaran, sikap,
ekspresi kerja, dan kesungguhan semua stakeholder provinsi ini. Selama
ini, Jateng dicitrakan tertinggal dalam banyak hal dari provinsiprovinsi
lain di Jawa, sehingga sering terkesankan tidak ìkebagianî dalam banyak
segi yang membangkitkan kegairahan pembangunan infrastruktur dan
perekonomian.
Kegayengan pesta rakyat di Banyumas, yang pada tahun-tahun mendatang
akan disebarkan ke daerah lain, kita harapkan menjadi cikal bakal
pembangunan passion menyeluruh di bidang pariwisata, kebudayaan, dan
ekonomi. Kekayaan dalam aspek-aspek itu, ditambah dengan penerimaan
masyarakat dalam meramaikan kegiatan yang hakikatnya dari dan untuk
mereka itu, saatnya kita gerakkan dan transformasi menjadi gayeng yang
sesungguhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar