NEGARA (nation-state) telah menjadi aktor dalam sistem politik dan
hubungan internasional yang par-excelence. Setelah Perang Dunia II
berakhir, terlihat percepatan pertumbuhan negara- negara baru sebagai
anggota masyarakat internasional.
Perkembangan itu semakin pesat usai perang dingin tahun 1990-an.
Kebangkitan ekonomi Tiongkok dan India di kawasan Asia menjadi pemicu
kebangkitan negara lain di kawasan itu, tak terkecuali Indonesia untuk
bisa bermitra dengan keduanya. Fenomena intergovernmental organization
tidak bisa dimungkiri sebagai kebutuhan tiap negara.
Momentum itu direfleksikan oleh Universitas Wahid Hasyim Semarang
dengan mengadakan seminar dan konferensi internasional bertema ‘’The
Golden Triangle (Indonesia-India- Tiongkok) Interrelation in Religion,
Science, Culture, and Economic’’ pada 28-29 Agustus 2015.
Pemilihan tema itu mendasarkan pada harapan bahwa model segitiga emas
(Indonesia, India, dan Tiongkok) bisa menjadi poros dunia di bidang
agama, ilmu, budaya dan ekonomi. Terdapat beberapa alasan mengapa Indonesia memilih India dan
Tiongkok. Pertama, faktor sejarah. Hubungan kita dengan India telah
terjalin sejak lama diawali melalui perdagangan. Hubungan dagang itu
juga telah mengakibatkan pertukaran kebudayaan, terutama pengaruh budaya
dan agama (Hindu dan Buddha) India ke Indonesia.
Dengan Tiongkok pun, sejak lama ada hubungan pelayaran langsung, dan
saling memengaruhi banyak hal. Kedua, terletak di satu kawasan Asia yang
lebih memudahkan koordinasi. Hubungan dengan India mengacu hubungan bilateral. Kawasan Andaman dan
Kepulauan Nikobar India berbatasan langsung dengan wilayah maritim
Indonesia di sepanjang Laut Andaman. Adapun dengan Tiongkok, walaupun
secara geografis tidak berbatasan langsung, kita mendapat ”berkah” dari
jalur sutera. Selat Malaka sedari dulu menjadi pintu gerbang, yang
menghubungkan kita dengan pedagang Tiongkok dan India.
Pada masa itu, Selat Malaka sudah menjadi jalur penting dalam
pelayaran dan perdagangan bagi niagawan yang melintasi bandar-bandar
penting di sekitar Samudra Indonesia dan Teluk Persia. Selat itu
merupakan jalan laut yang menghubungkan jazirah Arab dan India di
sebelah barat laut Nusantara, dan dengan Tiongkok di timur laut
Nusantara.
Penguatan Diplomasi
Ketiga, keanggotaan India dan Tiongkok dalam BRICS (Brasil, Rusia,
India, Tiongkok dan Afrika Selatan). BRICS adalah lima negara dengan
pertumbuhan ekonomi yang pesat. Dampak dari keanggotaan ini diharapkan
bisa memberikan efek positif bagi Indonesia supaya bisa seperti India
dan Tiongkok. Bagi Indonesia, semua itu merupakan peluang yang bisa
diwujudkan supaya posisi tawar kita makin baik di mata dunia.
Penguatan diplomasi bisa dilakukan lewat diplomasi total, yang
melibatkan semua komponen bangsa dalam sinergi dan memandang substansi
permasalahan secara integratif. Artinya semua warga negara memainkan
peran yang sama penting. Wajah negara kita tidak lagi bergantung pada
kemampuan para diplomat karier di forum-forum diplomasi global.
Diplomasi ini melibatkan berbagai kalangan dan komponen masyarakat,
seperti akademisi, pengusaha, pers dan media, serta pegiat lembaga
swadaya masyarakat dalam mengisi hubungan antarnegara. Pertemuan
akademisi, perwakilan negara, pengusaha serta pers kita dengan mitranya
dari India dan Tiongkok dapat menjadi embrio sebuah model untuk
mewujudkan kekuatan baru di Asia. Bahkan model segitiga emas Indonesia, India, dan Tiongkok bisa
menjadi instrumen diplomasi sehingga kita tidak canggung memainkan peran
di lingkup internasional.
Dalam rangka mencapai tujuan diplomatik, suatu negara bisa
menjalankan tiga model tingkah laku, yaitu cooperation, accomodation,
dan opposition (kerja sama, penyesuaian, dan penentangan). (SL Roy;
1991).
Pertama, kerja sama Indonesia dengan India dan Tiongkok dalam
berbagai bidang bisa dengan mudah dilakukan. Kedua, penyesuaian yang
dilakukan tiga negara diharapkan memunculkan rasa kesepahaman sehingga
dapat memimalisasi perbedaan, atau bahkan konflik, khususnya di Asia dan
kawasan lain.
Anna Yulia Hartati SIPMA
berita.suaramerdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar